PT Kereta Commuter Line (KCL),
perusahaan
yang bergerak di bidang Jasa Angkutan Umum cepat, pada pertengahan tahun 2019
akan mengeluarkan trobosan Commuterline terbaru,
yaitu KRL Premium, atau bisa juga
disebut dengan Kereta Luar Biasa. Kereta ini memiliki berbagai keuntungan yang
didapat, salah satunya ialah, adanya wifi
gratis untuk lebih memanjakan penumpang, dan tempat duduk akan semakin banyak,
sehingga penumpang tidak perlu lagi berdiri berdesak desakan hingga merelakan
tubuh menempel pada pintu, demi bisa masuk dan sampai ke tempat tujuan tepat
pada waktunya. Jika KRL Premium sudah ada, fenomena tersebut sudah tidak akan
kembali berjumpa.
Untuk
mencapai keberhasilan memusnahkan perdesakan, sistem olahan mulai di pikirkan
matang matang. Salah satu caranya ialah, tata cara pembelian tiket. Kalau
dicarikan contoh, seperti pembelian tiket naik mainan kuda keliling. Jika kuda
sudah penuh, pembeli diharapkan menunggu sampai selesai permainan, kemudian
bergantian dengan yang lain. Begitu juga dengan kereta cepat nanti. Jika tempat
duduk sudah penuh, tiket tidak akan dijual lagi. Harus menunggu kedatangan
kereta selanjutnya. Paling hanya ada tambahan beberapa orang untuk berdiri,
selebihnya, harus sabar menunggu kereta cepat selanjutnya.
Lain
fasilitas, pastinya lain harga. Untuk bisa menikmati kenyamanan kereta luar
biasa ini, biaya bukan 3 ribu lagi, tetapi bertambah 17 ribu, atau sama dengan
20 ribu rupiah. Tetapi, menurut pihak PT KCL, harga tersebut masih belum pasti,
akan tetapi kurang lebih sekitar 20 ribu. Dan pembedanya lagi... pemberhentiannya
pun hanya di stasiun tertentu saja, tidak berhenti di setiap stasiun, seperti KRL
dengan tarif 3- 4 ribu rupiah (KRL Reguler).
Demi
mendapatkan lebih banyak perhatian masyarakat, khususnya masyarakat
JABODETABEK, akan diadakan uji coba KRL
Premium, yang nantinya akan diberangkatkan di sela sela keberlangsungan Commuterline Reguler. Misalnya, kereta
luar biasa beroperasi hanya pada pukul 08.00 hingga 10.00 pagi. sehingga tidak
begitu mengganggu perjalanan penumpang KRL reguler.
Adem
ayem tidak ada isu isu apapun, tiba tiba saja masyarakat ter kaget kaget
mendengar kejutan berita yang datang dari dunia angkutan umum. Adanya
pemberitahuan agak mendadak, respon penolakan masyarakat langsung kompak membanjiri
tanpa harus ada rapat paripurna terlebih dahulu.
Sebabnya,
masyarakat menilai bahwa KRL masih harus begitu sangat diperlukan evaluasi perbaikan
dan koreksi. Contoh yang sering terjadi adalah, jam keberangkatan sering tidak
pada waktu yang ditentukan. Belum lagi kalau di tengah jalan suka berhenti
mendadak disebabkan karena gangguan sistem, menunggu kereta jarak jauh dan
menunggu kereta bandara. Jika KRL datang di stasiun, maka dengan spontan langsung terjadi balap lari dan
menerapkan nasihat “siapa cepat dia dapat” menjadi suatu keharusan ada di luar
otak, bahkan kepala sekali pun. Karna masih banyaknya rute KRL datang hanya 1 jam sekali, jadi, jika
tertinggal, harus duduk diam menunggu satu jam lamanya sampai KRL itu datang.
Jadi, mau tak mau, pembalapan lari langsung dimulai, kemudian mulai
mempersiapkan lengan kuat dengan otot yang mulai terbentuk, dan kaki juga harus
siap menangis kerena timbulnya otot otot mendadak akibat terlalu lama berdiri
tegap dengan posisi sangat tidak diduga duga. Belum lagi hirupan nafas harus
amat kuat, sebab ups.. maaf, di dalam
KRL bau ketiak bertebaran dimana mana. Jadi, masker adalah solusi paling ambuh
dan terpercaya agar bau itu tidak terlalu menyengat di hidung.
Meski
setiap hari selalu merasakan fenomena yang kurang menyenangkan, jumlah
kepercayaan penumpang jasa KRL semakin meningkat. Karena apa? Karna harga
sangat terjangkau. Hanya 3- 4 ribu rupiah saja. Dengan harga cilor justru
mahalan harga cilor.
Jujur
ter amat dalam, lelah? sudah tidak perlu ditanya. Percaya tidak percaya, justru
harga murah itulah motivasi untuk selalu setia menggunakan jasa angkutan Commuterline. Bagaimana tidak tergiur? hanya
3 – 4 ribu bisa keliling Jakarta, dan
Jabodetabek dengan cepat dan no macet
macet ria tentunya.
Maka dari itu, meski sering mengalami gangguan atau problema yang sudah diceritakan,
kesetiaan masih selalu ada tanpa unsur
paksaan. Zaman Digital inilah yang membuat sebagian masyarakat terpaksa harus mementingkan
harga dibanding kenyamanan. Lagi lagi, penyebab utama adalah faktor ekonomi. Dengan
adanya KRL, merupakan satu cara dimana pengeluaran tidak terlalu banyak, jadi bisa
untuk membeli tempe mendoan setiap hari dan ayam 4 hari sekali.
Jika
benar adanya PT KCL tetap ingin meluncurkan trobosan terbaru, penumpang KRL Premium bukan lagi dari segala golongan.
Kemungkinan besar akan ditumpangi oleh masyarakat kelas “ Menengah ke atas”
atau kelas “ Atas” saja. Dikarenakan motto perjalanan mereka adalah, “Tidak apa
apa mahal yang penting Nyaman”. Tetapi, realitanya adalah, mayoritas masyarakat
saat ini harus membuat pemikiran keterpaksaan, bahwa kecenderungan masalah
harga harus selalu nomor satu. Karena kembali ke awal, perekonomian yang
semakin sulit. Dan KRL Reguler dengan
harga 3- 4 ribu rupiah, dapat dinikmati oleh berbgai kalangan masyarakat
(keculai orang gila).
Saran,
usul, bahkan kritik pun sangat perlu dilakukan. Karena hal tersebut menandakan
bahwa berita yang disampaikan sudah mendarat sangat luas ke area masyarakat.
Akan tetapi, sebagai masyarakat yang baik, setidaknya, hargailah terlebih
dahulu rencana yang dilakukan oleh PT KCL. Karena, tidak mungkin mereka mengeluarkan
trobosan terbaru kalau tidak ada sebab dan akibat. Coba saja dulu. Masalah bagus
atau tidaknya, efektif atau tidaknya adanya KRL
Premium ini, itu menjadi PR yang
amat sangat baru untuk PT KCL.
Pertengahan
2019 nanti, mereka tidak akan langsung mengeluarkan ratusan jumlah KRL Premium untuk dioperasikan. Mereka hanya ingin
diadakan uji coba terlebih dahulu.
Sekali lagi, “ UJI COBA”. Jika hasil dan antusias yang didapat memuaskan,
penambahan jam, rute, bahkan jumlah KRL
Premium akan ditambah sedikit demi
sedikit. Sebaliknya, jika hasil dan antusias kurang memuaskan, kemungkinan
terbesar, mereka tidak akan mengoperasikan kembali KRL Premium atau tidak ada penambahan
jumlah KRL Premium tidak akan diperbanyak.
Jadi,
selama itu bisa berdampak baik bagi masyarakat luas, apa salahnya memberi
apresiasi dan dukungan?. Dengan begitu, perkembangan dan kemajuan transportasi
umum di Indonesia semakin baik, semakin digemari dan menjadi kepercayaan seluruh
masyarakat Indonesia untuk lebih beralih menggunakan jasa transportasi umum.
Comments
Post a Comment