Skip to main content

IBU PERTIWI, CAHAYA NEGERIKU


INDONESIA.
1.340 suku bangsa,
17.504 pulau,
546 bahasa.
INDONESIA.
Negeri indah tempat berpijak, negeri indah akan segala kekayaan didalamnya.
Damai, tentram, aman, sejahtera, sentosa, adil, dan makmur. Itulah janji yang sering terucap oleh seluruh elemen pemimpin negeri Ibu Pertiwi dimanapun berada. 

Tetapi..
Apakah itu semua sudah teratasi?
Apakah itu semua sudah dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia?
Jawabannya?

Beraneka ragam. Ada yang sudah merasa sangat menikmati segala janji, ada yang hanya merasakan sebagian, merasakan salah satunya, dan tidak sedikit pula yang belum sama sekali merasakan janji- janji yang terkesan sangat meyakinkan yang sering kali terucap melalui bibir para pemimpin Ibu Pertiwi.  

Tahun 2019, tepatnya pada 17 April 2019, akan menjadi hari paling bersejarah ke- 8 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Mengapa tidak? pemilihan pemimpin nomor satu di Indonesia akan kembali digelar 2 bulan lagi. Masa depan Negeri Ibu Pertiwi akan kembali dipertaruhkan. Entah menjadi lebih baik, lebih buruk, atau begitu-begitu saja. 

Perubahan zaman yang serba cepat dan canggih membuat segala bentuk issue informasi sangat mudah tersebar dan diketahui oleh khalayak masyarakat. Terlebih issue yang sedang menjadi tranding topik masyarakat Indonesia. Maraknya sumber informasi yang disampaikan, membuat peluang untuk “jemari-jemari jahil” tak bertanggung jawab melakukan aksinya untuk membuat berita palsu atau hoax. Tujuannya hanya satu. Agar issue tersebut semakin memanas. 

 Saat ini masyarakat sedang terombang-ambing dengan kedua calon kandidat presiden yang hanya berjarak 2 bulan lagi. Sedikit saja terdengar atau membaca “perulahan” yang dilakukan oleh calon kandidat presiden, masyarakat akan langsung percaya. Tidak mempedulikan apakah yang di dengar atau dibaca adalah informasi hoax atau benar-benar fakta. Hal tersebut menyebabkan permusuhan antar masyarakat pendukung, baik dalam bentuk komentar negatif, sampai sumpah menyumpahi. 

Salah satu contohnya adalah kasus yang menimpa calon presiden nomor urut 2 mengenai “Tampang Boyolali.” Kasus tersebut sangat jelas begitu memancing amarah masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Boyolali itu sendiri. Niat awal hanya ingin bersenda gurau, tiba-tiba bagai kilat, menjadi amarah masyarakat yang tak terkendali. Setelah ditelusuri bagaimana fakta sebenarnya, calon presiden nomor urut 2 ini tidak bermaksud untuk menjelekkan nama baik masyarakat Boyolali. 

Selain tampang Boyolali, kasus lainnya adalah mengenai “politik genderuwo” yang dilontarkan oleh calon presiden nomor urut 1. Setelah ditelusuri fakta berdasarkan sumber terpercaya, maksud dari politik genderuwo tersebut adalah “jangan jadikan politik sebagai wadah yang menakutkan, dan membuat keresahan.” Hal tersebut seperti diumpakan layaknya genderuwo yang membuat ketakutan, dan keresahan. 

Pemilihan sumber dimana mendapatkan informasi harus lebih diperhatikan kembali. Mempercayai sumber yang belum dipastikan keakuratannya, ketidak harmonisan masyarakat terus menerus terjadi dan ditakutkan akan semakin parah. Jika hal tersebut terus terjadi, apakah masyarakat sejahtera dan makmur akan terpenuhi?. 

Selain memperhatikan sumber berita yang diketahui,  masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat diwajibkan untuk melek akan hal pemerintahan, khususnya, masyarakat harus selalu memerhatikan bagaimana kinerja pemerintahan dan bagaimana hasilnya. 

Seperti yang sudah diketahui, bahwa pada era pemerintahan  4 tahun masa jabatan Joko Widodo-Jusuf Kala, banyak sekali infrastruktur pembangunan nasional yang dibangun, seperti, jalan tol. Ruas jalan tol yang dibangun sudah mencapai panjang 782 Km. Predisen Joko Widodo menyampaikan bahwa selama 40 tahun NKRI, Indonesia hanya mampu membangun ruas jalan tol sepanjang 780 Km, sedangkan pada era pemerintahannya selama 4 tahun, sudah membangun kurang lebih 782 Km. Hal tersebut terjadi karena saat ini Indonesia sudah menguasai lapangannya.

 Keberhasilan dan banyaknya pembangunan yang begitu besar, membuat masyarakat bertanya-tanya darimana asal muasal sumber uang untuk pembangunan segala jenis infrastruktur di Indonesia. 

Sri Mulyani, Mentri Keuangan RI menyebutkan bahwa pembangunan infrastruktur memang tujuan utama masa pemerintahan Joko Widodo. Dengan begitu,  anggaran yang digunakan untuk setiap pembangunan seperti pelabuhan, bandara, jalan jalur kereta, jalan tol, waduk, irigasi, hingga pembangkit listrik, sumber biaya maupun investor harus dikelompokkan, agar nantinya selama proses pembangunan berlangsung tidak terjadi kerusuhan serta kepanikan anggaran biaya.  

Indonesia harus tetap satu. Apapun situasi dan kondisinya. Indonesia harus selalu sejahtera, bagaimanapun keadaannya. Jadilah masyarakat yang selalu bahu membahu menyampaikan informasi dengan sumber terpercaya, agar perselisihan masyarakat tidak akan  terjadi kembali. Dan jadilah masyarakat yang mempercayai apapun keputusan pemimpin. Terlebih, keputusan Presiden. Selama keputusan tersebut baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama, hormati dan hargailah segala apa yang dilakukan oleh pemimpin negeri ini.

Siapapun presiden yang terpilih pada 17 April 2019, semoga dapat memberikan masa depan Ibu Pertiwi menjadi lebih baik dan menjadikannya selalu bercahaya bagai sinar terang menyinari bumi.

Comments

Popular posts from this blog

DEMI MAIL, AKU RELA

Perkenalkan, Namaku Udin. Udin Simarudin. Umurku saat ini sudah berkepala enam, tapi semangat dan keceriaanku tak kalah dengan kaum muda berkepala dua. Aku tidak hidup seorang diri, ada anak semata wayangku satu-satunya yang menjadi alasan utama mengapa aku harus semangat dan ceria. Istriku, orang yang paling kucintai lebih memilih jalan kehidupan lain. Dia bilang, hidup bersamaku membuat kulit tidak terawat, tidak pernah pakai baju bagus, tidak pernah makan makanan bergizi, ditambah, dia tidak mau mengurus anak yang tiada habisnya. Jadi, istriku memutuskan pergi meninggalkan aku dan anakku, Mail yang masih berumur satu bulan. Bagaimana kabarnya saat ini? entahlah aku tidak tahu. Karena dia benar-benar pergi tanpa meninggalkan jejak setitikpun kepadaku. Sedih? sudah pasti. Rindu? apalagi. Tapi apa daya, lelaki miskin harta seperti aku tidak bisa menjanjikan apa-apa. Jadi, waktu itu, lebih baik aku mengalah dan menghargai keputusan yang dibuat oleh istriku. Setelah menyaksikan keper

BUNGA MANIS

Hai, perkenalkan. Neneng, sahabatku (depan).   Bisa dibilang dia adalah bunga hidupku.  Setelah keluarga tentunya, dia adalah teman yang paling aku sayangi dan kulindungi. Aku tidak pernah menyangka akan sedekat ini dengan dia.  Awal pertama kali dikelas, dia sangat pendiam. Duduk di depan, belajar, dan selalu   memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Pokoknya, dia rajin layaknya mahasiswa pintar dikelas.  Sedangkan aku, aku seperti biasa, berisik, cerewet, bercanda, pokoknya haha hihi adalah ciri khasku.  Aku tidak begitu ingat hari, dan jam kejadian itu, tetapi kalau kapan, aku sedikit ingat, yang jelas baru semester awal kami memasuki dunia perkuliahan yang meriah dan dipenuhi dengan kegembiraan. Saat itu, aku ke toilet sendiri. Setelah itu aku bercermin. Aku menanyakan pertanyaan ini kepada diriku sendiri. " itu orang ko diem banget sih, aneh. ngga ada ekspresinya sama sekali, gimana mau kenalan coba, orangnya diem kaya gitu". Kuucap sambil ber