Isak tangis, semakin merajai
Kecemasan, semakin menghantui
Penderitaan, semakin mendominasi
Kekecewaan, semakin menghampiri
Penyesalan, semakin misteri.
Tidak ada yang mengetahui
Tidak ada yang mengira
Tidak ada yang memprediksi.
Semakin lama, keyakinan terus bermunculan
Semakin lama, semakin kepahaman membanjiri
Semakin lama, renungan hati selalu terlibat
Semakin lama, sesal beribu sesal
Semakin lama, kepasrahan semakin nyata.
Mengapa?
Ada apa denganmu ibu pertiwi?
Ada apa?
Apa perbuatan buruk sudah melampaui batas?
Atau ke angkuhan sudah tidak terkira?
Ibu pertiwi,
Tertanam
besar, harapan kecil penuh suka cita, dioles sedikit butiran air mata kesedihan.
Sang Kuasa sangat
sayang denganmu, Ibu Pertiwi.
Sang Kuasa sangat
melirikmu, Ibu Pertiwi.
Sang Kuasa sangat
ingin, tumpuan insanmu bukan lagi hanya kalimat rangkaian indah.
Terus lakukan perangkulan pasukanmu,
Ingatkan selalu rakyatmu.
Bahwa,
Tidak selamanya sepasang kaki berpijak di atas bumi.
Bahwa,
Tidak selamanya jiwa raga selalu menemani.
Dan, bahwa,
Tidak selamanya Ibu Pertiwi hadir untuk menjadi penompah kehidupan.
Karna sudah sepantasnya
Jiwa raga menjaga kesetian dengan Sang Pencipta
Karna sudah sepantasnya
Ibu pertiwi bukan lagi sorotan utama.
Terus memohon dan memohon,
Agar Ibu Pertiwi selalu dalam lindungan dan keberkahan dari Sang Maha
Kuasa.
Kota Patriot, 23 Desember 2018
Rakyat kecil Ibu Peritiwi.
Comments
Post a Comment